Tuesday, July 10, 2012

Hutan Tele Menjadi Tempat Primadona Investasi Lokal Dan Asing


Hutan Tele Menjadi Tempat Primadona Investasi Lokal Dan Asing

Wednesday, 22 February 2012 01:12
Pangururan (Samosirgreennews)-Hutan Tele yang berada dikecamatan Harian Kabupaten Samosir merupakan daerah hutan seluas lebih kurang 4000Ha pada Area Penggunaan Lain (APL) dari Pemerintah Kabupaten  Samosir ,sepertinya menjadi primadona bagi para investor baik  asing maupun investor lokal . Setelah rencana investasi oleh PT.EJS Agro Mulia Lestari seluas 2250 Ha dikawasan Hutan TELE kecamatan harian, kabupaten Samosir, yang sampai saat ini masih menjadi polemik ditengah-tengah masyarakat samosir, saat ini kembali akan ada investasi dari investor lokal  yaitu PT.Gorga Duma Sari yang akan mengajukan investasi seluas kurang lebih 800 Ha yang berencana  membuat tanaman hultikultura dan peternakan.

Hal ini terungkap ketika Wartawan melakukan wawancara kepada Kepala Badan Perijinan Kabupaten Samosir  Sampe Sijabat (21/2).  Ketika diwawancara, awalnya Sampe Sijabat mengakui bahwa PT. Gorga Duma Sari telah melakukan pendaftaran penanaman modal dan telah mendapatkan Ijin Prinsip dari Kantor Badan Perijinan Kabupaten Samosir, namun segera dibantahnya dengan mengatakan bahwa saat ini PT.Gorga Duma Sari sebatas hanya baru melakukan pendaftaran penanaman modal saja dan belum mendapatkan ijin prinsip dari Badan Perijinan Kabupaten Samosir "Bahwa menurut Perda Samosir No. 10 tahun 2011, disebutkan bahwa penanaman modal wajib mengajukan permohonan kepada Bupati melalui Kepala Badan, dan benar PT.Gorga Duma Sari sudah mengajukan permohonan dan telah mendapatkan ijin prinsip, "maksud saya PT.Gorga Duma Sari belum mendapatkan ijin prinsip namun sudah mengajukan permohonan penanaman modal kepada Badan Perijinan Samosir,"ucap Sampe Sijabat.

Sementara itu informasi yang didapatkan berdasarkan investigasi staf KSPPM Delima Silalahi, menyatakan bahwa PT.Gorga Duma Sari adalah milik seorang oknum Wakil Ketua DPRD Samosir Jhonny Sihotang, yang juga pemilik sebuah kilang pengolahan kayu (Sawmill) dikawasan Desa Partungko Naginjang, Kecamatan harian Kabupaten Samosir.

Delima Silalahi menambahkan  bahwa bila rencana investasi usaha holtikultura dan peternakan itu juga akan melakukan penebangan hutan diatasnya, maka kembali akan merusak fungsi Hutan tele sebagai hutan untuk meresap air dan menjadi sumber-sumber mata air bagi daerah disekitarnya baik diwilayah kecamatan Harian -Samosir, Humbang Hasundutan dan Dairi. "Bila fungsi hutan tersebut hilang, akan mengancam kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya seperti bencana longsor, banjir bandang dan kekeringan diwilayah-wilah Samosir, Humbang hasundutan dan Dairi,' ucap Delima.

Pada kesempatan lain, Ketua PDIP Samosir Pahala Tua Simbolon yang juga anggota DPRD Samosir , menyatakan dukungannya terhadap investasi dibumi samosir, namun bila kembali investasi tersebut terlebih dahulu harus menebang hutan diatasnya, maka hal tersebut harus dicegah dan dilawan, "Secara pribadi saya mendukung investasi dibumi samosir, namun bila merusak lingkungan, maka saya minta seluruh masyarakat samosir bersama menentang dan mencegahnya. Saya heran kenapa semua berlomba-lomba investasi di Hutan Tele dengan terlebih dahulu menebang kayunya, kenapa tidak lahan tidur yang ada dijadikan usaha perkebunan holltikulutra atau peternakan atau usaha apapun  itu,"ucap Pahala Tua Simbolon.


Sumber:
http://www.samosirgreen.com/home/36-fashion/203-hutan-tele-menjadi-tempat-primadona-investasi-lokal-dan-asing

Pencemaran Danau Toba, TPL Lebih Parah dari AFN

Thursday, June 21st, 2012
Pencemaran Danau Toba, TPL Lebih Parah dari AFN

Kerusakan kelestarian Danau Toba yang belakangan muncul ke permukaan sepertinya hanya diakibatkan oleh satu perusahaan saja, padahal ada perusahaan yang operasinya lebih parah merusak lingkungan dana tersebut sampai kini tak disinggung. Ternyata PT TPL lebih buruk dari AFN.

Doloksanggul-ORBIT: Maraknya pemberitaan media akhir-akhir ini sekaitan dugaan pencemaran Danau Toba yang dilakukan PT. Aquafarm Nusantara (AFN) perusahaan keramba ikan, menjadi perbincangan banyak kalangan di wilayah Kabupaten Samosir sampai Humbahas dan sekitarnya.

Banyak tokoh daerah dan nasional dan kabupaten di kawasan Danau Toba mengomentari dampak kerusakan salahsatu danau terluas di Asia, terutama akibat beroperasinya PT. Aquafarm Nusantara tersebut.

Komunitas Peduli Hutan Tano Batak (KPHTB) Humbang Hasundutan, salah satu lembaga swadaya masyarakat yang konsen terhadap kelestarian lingkungan, khususnya Hutan Tano Batak, kepada wartawan di Sekretariat KPHTB, Jalan Siliwangi Komplek Banjarbulu Doloksanggul mengingatkan, seluruh elemen yang peduli lingkungan jangan hanya terfokus kepada dugaan pencemaran Danau Toba dilakukan PT AFN.

Seolah-olah hanya perusahaan tersebutlah yang mengakibatkan kerusakan Danau Toba. KPHTB secara tegas menyatakan bahwa masyarakat jangan lupa terhadap perusahaan PT. Toba Pulp Lestari (TPL) yang punya andil menyumbangkan kontribusi besar terhadap kerusakan lingkungan kawasan Danau Toba.



TPL Lebih Parah

Dalam kaitan ini, KPHTB sepakat bahwa seluruh perusahaan yang menyebabkan kerusakan lingkungan kawasan Danau Toba, agar ditutup demi kelestarian alam Tano Batak.

Terkait pernyataan Bupati Humbang Hasundutan Drs Maddin Sihombing MSi melalui Kabag Humas Setdakab Humbang Hasundutan Osborn Siahaan yang mengatakan, “menolak investor yang merusak Danau Toba” menjadi perbincangan hangat masyarakat Humbang Hasundutan dan juga para pemerhati lingkungan hidup di Doloksanggul.

KPHTB berharap, pernyataan tersebut jangan hanya ditujukan kepada PT. Aquafarm Nusantara, tetapi di wilayah Humbang Hasundutan ada perusahaan raksasa yang merusak lingkungan kawasan Danau Toba dan juga meresahkan masyarakat Humbang Hasundutan.

Bupati Humbang Hasundutan harus tegas menolak kehadiran PT. TPL yang merusak hutan di Humbang Hasundutan yang berdampak kepada kerusakan Danau Toba, selain kerusakan lingkungan tersebut TPL telah merusak tatanan kehidupan masyarakat Humbang Hasundutan.

Kami punya keyakinan bahwa dampak kerusakan yang diakibatkan PT. TPL lebih parah, alias tidak sebanding dengan PT. Aquafarm di Humbang Hasundutan, untuk itu bupati harus bersuara dan menolak kehadiran PT. TPL di Bumi Humbang Hasundutan. Od-75


Sumber:
http://www.harianorbit.com/pencemaran-danau-toba-tpl-lebih-parah-dari-afn-2/

Kentang Simalungun Diekspor ke Singapura

Kentang Simalungun Diekspor ke Singapura

RAYA-Dinas Pertanian Pemkab Simalungun berencana melakukan ekspor kentang, kubis atau kol terong secara besar-besaran ke Singapura mulai Juni 2012 nanti.

Dinas Pertanain telah melakukan beberapa negosiasi dengan AESBI (Asosiasi Ekspor Sayur Buah Indonesia). Kepala Dinas Pertanian Amran Sinaga di sela-sela Musrenbang 2013 di Kantor PKK Pamatang Raya, Rabu (21/3), menyebutkan, selama tahun 2012, pihaknya telah tiga kali melakukan negoisasi dengan Ketua AESBI Komar Wibowo terkait rencana ekspor besar-besaran ketiga komoditas pertanian ini. Negoisasi pertama dan kedua dilakukan di Bandung pada Januari lalu dan negoisasi ketiga di Brastagi pada Februari lalu. Hasil negosiasi, AESBI sepakat untuk menjalin kerjasama dengan Pemkab Simalungun. AESBI kemudian menunjuk PT Alamanda Bandung sebagai pihak yang akan mengurus masalah ini. “Kita berharap dalam waktu dekat sudah bisa ditandatangi MoU (kesepakatan) dengan PT Alamanda. Sehingga nanti pada Juni, eskpor besar-besaran tiga komoditi ini sudah bisa kita lakukan ke Singapura,” ungkap Amran. Dikatakan, sebagai syarat melaksanakan ekspor ini, berbagai hal akan dibenahi terhadap tiga komoditi ini. Yang utama, pembenahan packing atau kemasan. Tiga komoditi akan dikemas dalam bentuk modern sehingga tidak gampang rusak. “Packing house atau rumah kemasan akan kita bangun di Saribu Dolok. Begitu juga screen house atau tempat pembenihan akan kita bangun di tempat itu juga. Untuk komoditas kentang, jenis G nol (G0) yang akan kita kembangkan di Simalungun. Kentang G0 ini identik dengan kentang berukuran kecil,” ujarnya lagi. Begitu juga dengan kubis, sesuai permintaan dari AESBI, kubis yang akan dikirimkan nantinya berupa kubis berukuran tertentu.

“Mempersiapkan rencana ekspor ini, kita butuh dua staf yang bisa memberikan penyuluhan kepada petani di Saribu Dolok untuk bisa memahami apa yang dinginkan AESBI. Dua penyuluh ini akan memberikan pemahaman kepada petani. Namun sebelumnya mereka akan menjalani training di Bandung,” jelasnya. Sementara jenis terong yang diinginkan AESBI berupa terong hijau berukuran sedang. “Kita berupaya meningkatkan kesejehteraan para petani di Simalungun. Kita juga sudah sepakati harga dengan PT Alamanda. Harga beli kepada petani untuk tiga komoditi ini yaitu kentang Rp3.500 per kg, kubis Rp1.000 per kg dan terong Rp2.500 per kg,” jelasnya.Menurut Amran, eskpor ke Singapura ini bukanlah yang pertama kali mereka kerjakan. Hanya saja, tahun lalu, ekspor kentang saja yang dilakukan ke Singapura dan jumlah ekspornya saat itu terbatas. “Tahun lalu, ekspor kentang kita ke Singapura sekitar 100 ton saja. Untuk terong dan kubis belum kita lakukan. Kita akan melakukan ekspor besar-besaran tahun ini, untuk jumlah sekali eskpor akan kita tetapkan pada saat MoU dengan PT Alamanda,” tambahnya.(ral)


sumber :metro siantar
http://garama-parraya.blogspot.com/2012/03/kentang-simalungun-diekspor-ke.html

Sunday, July 8, 2012

Tapteng miliki enam komoditas buah unggulan

Monday, 18 April 2011 16:13 
Tapteng miliki enam komoditas buah unggulan
WASPADA ONLINE

MEDAN – Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, tidak hanya dikenal sebagai daerah agribisnis dan agroindustri, tetapi juga memiliki enam komoditas buah unggulan yang dihasilkan, sangat diminati di pasar nasional maupun internasional.

Humas Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Amiruddin Marpaung, di Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) kemarin mengatakan keenam buah unggulan tersebut, yakni kuini barus, manggis, durian, langsat ayi-ayi, jeruk dan pisang barangan merah.

Marpaung mengatakan, komoditi ini telah dilepas Menteri Pertanian menjadi varietas Unggul Nasional dengan Nomor SK 424/Kpts/TP.240/7/2002 tanggal 3 Juli 2002.

Bentuk buah kuini barus adalah lonjong, ukuran panjang 10-13 Cm, lebar 6,5-8,5 Cm, warna kulit buah hijau atau hijau muda, tebal kulit buah lebih kurang 0,3 Cm, dan berat buah 300-450 gram per buah, serta warna daging kuning orange.

“Aroma kuini barus harum tajam dan serat daging matang sedikit dan halus,” katanya.

Selanjutnya dia mengatakan, potensi hasil 500-1.500 buah per pohon. Produksi per tahun 250 ton. Ketahanan simpan buah 8-10 hari setelah panen.

Selain itu, buah ini juga tahan terhadap hama dan penyakit.“Umur tanaman ini mencapai 50-100 tahun, musim panen antara September sampai November” ujarnya.

Produksi buah unggulan
Sementara itu, data yang diperoleh mengenai potensi produksi pertanian komoditi ungggulan buah-buahan Kabupaten Tapteng per tahun, yakni Durian (31.883 ton), Jeruk (4.388 ton), Mangga (3.898 ton), Manggis (3.235 ton), Pisang (6.226 ton) dan Rambutan (6.197 ton).

Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki luas wilayah 6.194,98 Km persegi, jumlah penduduk 280.972 jiwa (tahun 2004),15 kecamatan, 140 desa dan 20 kelurahan.

Tekstur tanah dapat dikategorikan dalam empat kelompok, yaitu bahan organik (gambut) seluas 33.873 hektare, kasar (pasir) 14.700 hektare, tanah sedang 86.188 hektare yang merupakan tekstur tanah seluas (39,25 persen) serta tekstur tanah halus 84.737 hektare.

Editor: PRAWIRA SETIABUDI
(dat01/antara)


Sumber:
http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=188404:tapteng-miliki-enam-komoditas-buah-unggulan&catid=15&Itemid=28

Manggis Jadi Komoditas Unggulan Tapteng Hingga ke Belanda

Manggis Jadi Komoditas Unggulan Tapteng Hingga ke Belanda
Senin, 18 April 2011



MEDAN (EKSPOSnews) : Buah manggis atau "Garcinia mangostana" asal Tapanuli Tengah tidak hanya dipasarkan ke Kota Medan, Pekanbaru, Batam, Jakarta, tetapi juga diekspor ke Belanda.

Humas Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah, Amiruddin Marpaung di Medan, Senin, 18 April 2011, mengatakan, buah tersebut merupakan komoditas unggulan dari daerah itu.

Menurut dia, ada enam jenis buah-buahan yang merupakan komoditas unggulan dari Tapanuli Tengah, di antaranya Kuini Barus, Manggis, Durian, Langsat Ayi-Ayi, Jeruk dan Pisang Barangan.

Buah Manggis itu berbentuk bulat dengan warna daging putih bening dengan rasanya manis. Musim panen Manggis biasanya pada bulan Juli dan Desember.

"Penyebaran Buah Manggis di Kabupaten Tapanuli Tengah hampir di seluruh kecamatan di daerah itu, misalnya Kecamatan Kolang, Manduamas, Sorkam dan Sibabangun. Potensi hasil Manggis 3-4 ton per hektare," kata Marpaung.

Sementara itu, Buah Langsat Ayi-Ayi (Langsium domesticum jack) berbentuk oval dengan warna kuning dan berbulu halus serta daging buah berwarna putih dengan mengandung banyak air dan rasanya manis.

Langsat ini merupakan salah satu komoditas spesifik Tapanuli Tengah. Komiditas ini banyak tumbuh di Kecamatan Sitahuis dan Tapian Nauli. Potensi Langsat ini mencapai 4-5 ton per hektare.

Potensi lainnya adalah Jeruk (Citrus sinensis) yang berbentuk oval dengan warna kulit hijau kekuningan dan daging buah berwarna kuning mengandung banyak air dengan rasa manis.

Jeruk siam ini merupakan salah satu komoditas dari Tapanuli Tengah yang pernah meraih penghargaan di lomba kontes buah se-Sumatera Utara di Padang Sidempuan.

"Komoditas ini banyak tumbuh di Kecamatan Tukka, Pinang Sori dan Sorkam. Potensi hasil jeruk mencapai 4-5 ton per hektare," katanya.

Pisang Barangan Merah (Musa paradisiaca) lebih baik bila dibandingkan dengan Pisang Barangan Kuning. Buahnya diunggulkan karena memiliki rasa sangat manis dengan aroma harum dan tidak berbiji.

Disebut pisang barangan merah karena daging buahnya berwarna kuning kemerahan. Produksi dan ukuran buahnya tidak berbeda dengan pisang barangan kuning.

Bahkan, jelasnya, bentuk buah melengkung dengan ujung meruncing.

"Kulit tebal berwarna kuning kemerahan berbintik cokelat. Produksi buahnya antara 100-150 buah per pohon, bobot rata-rata setiap buahnya sekitar 100 gram," ujarnya.

Untuk potensi produksi pertanian komoditas unggulan buah-buahan Kabupaten Tapanuli Tengah adalah Durian (31.883 ton), Jeruk (4.388 ton), Mangga (3.898 ton), Manggis (3.235 ton), Pisang (6.226 ton) dan Rambutan (6.197 ton).

"Tanaman buah unggulan itu saat ini terus dikembangkan para petani di daerah tersebut," katanya.

Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki luas wilayah 6.194,98 Km persegi, 15 jumlah kecamatan, 140 Desa dan 20 Kelurahan. Jumlah penduduk mencapai 280.972 jiwa (tahun 2004).(ant)


Sumber:
http://eksposnews.com/view/5/22484/Manggis-Jadi-Komoditas-Unggulan-Tapteng-Hingga-ke-Belanda.html