Wednesday, June 6, 2012

Istana Tunggang Bosar, Wujud Kebangkitan Adat Budaya Batak Angkola


Istana Tunggang Bosar, Wujud Kebangkitan Adat Budaya Batak Angkola



DIARAK: Sultan H Baharuddin Harahap, SAg, dan Permaisuri Naduma Sari Gusti Raden Ayu Boru Siagian bersanding dan diarak menuju IStana Tunggang Bosar. (Wsp)



SULTAN: Para Sultan se-Nusantara diabadikan bersama Sultan H Baharuddin Harahap, SAg, dan Permaisuri Naduma Sari Gusti Raden Ayu Boru Siagian. (Wsp)



ISTANA: Istana Tunggang Bosar yang megah merupakan simbol utama Kesultanan Dhasa Nawalu berdiri megah Desa Janji Maulu Muara Tais, Tapsel. (Wsp)


Istana Tunggang Bosar, Wujud Kebangkitan Adat Budaya Batak Angkola

RAJA Tuan Tua Patuan Nagaga Najungal, nama yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Tapanuli Bagian Selatan yang berada di dalam maupun luar daerah. Mendengar nama itu, kita langsung terbayang sebuah istana megah di Desa Janji Mauli Muara Tais, Kec.Batang Angkola, Kab.Tapanuli Selatan.

Siapakah raja itu ? Beliaulah Sulatan Haji Baharuddin Harahap, S.Ag, keturunan Ompu Toga Langit yang merupakan moyangnya marga Harahap dan menjadi pengusaha sukses di Jakarta. Beliau meninggalkan gemerlapnya ibu kota dan pulang dengan niat tulus membangun kampung halaman.

Lain dari yang lain, pembangunan yang didanai secara pribadi oleh keturunan raja luat itu ialah menghidupkan kembali nilai-nilai luhur adat budaya Dalihan Natolu masyarakat suku Batak Angkola yang selama ini telah mati suri. Bukan itu saja, pembangunan adat itu juga disandingkannya dengan agama.

Kini istana Tunggang Bosar Janji Mauli telah memiliki sebuah pondok pesanteren moderen dinaungi Yayasan bagas Godang dan telah menjadi patron pendidikan agama bagi masyarakat Sumatera dan khususnya Pantai Barat Sumatera Utara. Senang dan besar rasanya bila anggota keluarga kita bisa bersekolah di sana.

Pada 2007 lalu, berkumpul dan bersidanglah raja-raja luat se-Tapanuli bagian Selatan (Tabagsel) untuk membangun sebuah kesultanan di daerah Sumatera Bagian Tengah dan menjadikan Daulat Tuanku Sultan Haji Baharuddin Harahap, S.Ag, gelar Ompu Toga Langit Raja Tuan Tua Patuan Nagaga Najungal Yang Dipertuan Dhasa Nawalu Tapanuli Bagian Selatan sebagai sulatan pertama.

Kini Kesultanan Dhasa Nawalu (delapan arah mata angin) itu telah dikenal secara nasional dan internasional. Apalagi sang permaisurinya merupakan gadis keturunan pewaris kesultanan Yogyakarta, Permaisuri Naduma Sari Gusti Raden Ayu Boru Siagian yang tidak lain cucu Sultan Hameng Kubuwono ke-IX.

Sultan-sultan se-Nusantara, Malaysia, Thailand, dan Brunei Darussalam, sudah tidak asing lagi dengan Daulat Tuanku Sultan Haji Baharuddin Harahap, S.Ag. Boleh dikatakan mereka sudah semacam kerabat dekat atau soulmate. Berkat kedekatan itupulalah, adat budaya masyarakat Batak Angkola dikenal secara internasional.

Kini sebuah Istana Tunggang Bosar Kesultanan Janji Mauli Tapanuli Bagian Selatan Sumatera Bagian Tengah nan megah telah berdiri di Janji Mauli Muara Tais. Kamis (5/6) kemarin telahdiresmikan Wakil Bupati Tapsel, Aldinz Rapolo Siregar dan parastinya ditandatangani Sulatan Hameng Kubuwono X diwakili adiknya Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Hadi Winoto.

Prosesi peresmian istana sekaligus syukuran 56 tahun usia Sultan Raja Panusunan Bulung Adat Tabagsel, Daulat Tuanku Sultan Haji Baharuddin Harahap, S.Ag, Ompu Toga Langit Raja Tuan Tua Patuan Nagaga Najungal Yang Dipertuan Dhasa Nawalu Tabagsel, disaksikan para sultan se-Nusantara, keluarga keraton Yogyakarta sekalian, dan unsur Muspida Plus se-Sumut.

Banyak hal tersimpulkan di sana. Visi berdirinya Istana Tunggang Bosar ialah untuk membina dan melestarikan adat-istiadat dan budaya Dalihan Natolu (Kahanggi, Mora, Anak Boru) dalam orientasi kultur dan budaya masyarakat Tabagsel, dengan bersendikan Islam atau menyandingkan adat dan ibadah.

Fungsi Istana Tunggang Bosar ternyata sebagai wadah dan pusat kegiatan mengembangkan dan melestarikan adat budaya sebagai warisan leluhur agar tetap terjaga serta exist didalam mempertahankan jati diri didalam menghadapi dinamika kehidupan yang dilanda modernisasi.

Dimana meodernisasi sekarang telah jelas-jelas mempengaruhi sikap dan perilaku generasi muda (naposo nauli bulung) khususnya. Sang Sultan sebagai pemimpin yang memiliki kearifan lokal berfungsi sebagai pemberi nasehat kepada generasi muda (silehen tutur dohot poda tu anak dohot boru) agar tetap memiliki akhlakul kharimah.

Daulat Sultan Baharuddin Harahap SAg mendirikan Istana Tunggang Bosar bermaksud untuk menghidupkan kembali harmonisasi panji-panji raja-raja luat yang telah termarjinalkan atau terpinggirkan. Meskipun sebenarnya jauh sebelum Indonesia ada, keberadaan raja-raja luat sudah di atur di wilayah Tabagsel.

Istana Tunggang Bosar juga untuk menghidupkan kembali sendi-sendi adat budaya masyarakat Tabagsel yang selama ini mungkin hanya dikenal melalui acara-acara adat, museum, pameran, cerita rakyat, cerita kakek ke cucu atau ayah ke anak.

Tujuan utama kesultanan itu ialah memperlihatakan secara langsung tentang apa dan bagaimana sebenarnya adat dan budaya Batak Angkola yang merupakan warisan leluhur masyarakat Tabagsel. Sehingga dapat langsung dilihat, dirasa, didengar dan diketahui generasinya.

Wakil Bupati Tapsel, Aldinz Rapolo Siregar, padacperesmian Istana Tunggang Bosar merasa bangga dan haru. "Pemkam Tapsel berterima kasih kepada Daulat Sultan Baharuddin Harahap, SAg, yang membesarkan dan melestarikan adat dan budaya Tapsel. Semoga Istana Alang Ulu Tunggang Bosar menjadi tempat bagi kita semua untuk bermusyawarah membangun daerah ini," ucapnya.

Menyikapi itu, Sultan Haji Baharuddin Harahap, SAg, mengatakan, Bagas Godang Janji Mauli bertujuan mengangkat dan melestarikan kembali adat-budaya masyarakat Tabagsel. Juga sebagai salah satu langkah membangun komunikasi kembali dengan seluruh kesultanan dan kerajaan yang ada di seluruh nusantara bahkan dunia, sehingga budaya yang diwariskan nenek moyang dapat terus dilestarikan.

"Kesultanan juga siap menggebrak penanggulangan kemiskinan dan kebodohan di Nusantara ini, khususnya di Tabagsel. Mari sama-sma membangung daerah dan negara untuk lebih maju dan mensejahterakan rakyat," ajak Sultan H. Baharuddin Harahap sembari meminta bimbingan seluruh pihak untuk memajukan adat dan budaya masyarakat Tabagsel melalui Istana Tunggang Bosar.

Sementara Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Hadi Winoto menyebutkan, telah terjalin satu silaturahmi dan terbentuk satu keluarga antara Kesultanan Yogyakarta dengan Kesultanan Tabagsel. "Semoga Kesultanan Istana Tunggang Bosar diberi kejayaan dan tetap dalam ridho Allah SWT," harapnya.

Hadir pada acra itu, Sultan Muda Sasak Lombok, Datu Brengelalu Winengan, Kedatuan Barru, H. Andi Hasanuddin, Kesultanan Tallo, H Andi A Rauf Marro, Kesultanan Sandrobone, H Chaerul Saleh, Kedatuan Sawito, H. Andi Pamadeng Rukka, Kerajaan Bone, H Andi Baso Hamid, Kerajaan Gowa, Andi Kumala Idjo, Sultan Ternate, Sultan Mudaffarsyah, Pengetua Adat Jambi, Raden Jangkir Oesman.

Kesultanan Siak, Bambang Redjo, Kesultanan Palembang, Sultan Iskandar Badaruddin, Kesultanan Pagaruyung, Tengku Asahan dari Asahan, Tengku Lukman Sinar dari Serdang, Tengku Perdana Mentri Yoserizal dari Tanjung Balai, guru besar Universitas Try Sakti, Prof. Dr Sofyan Safri Harahap.

Wakil Bupati Tapsel, Aldinz Rapolo Siregar, Ketua DPRD Tapsel, Drs Bachrum Harahap dan anggota, Kapolres Tapsel, AKBP Pranyoto Harahap SIk, Kapolresta P.Sidimpuan, AKBP Raden Heru Prakoso, Penjabat Bupati Paluta, Aryad Lubis, Danyon, Dandim, Dan Brimob, dari Poldasu, Kompol Drs.Sarbaini Harahap, para pimpinan Bank dan undangan lainnya.

Mereka semua sambut dan didaulat membawakan tari (tor-tor) Batak Angkola. Selanjutnya dilakukan peresmian Istana Tunggang Bosar dengan pengguntingan pita oleh Wakil Bupati Tapsel, penandatanganan prasasti peresmian Istana Tunggang Bosar oleh Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Hadi Winoto.

Kemudian pembukaan pintu pertama Istana oleh Sultan H Baharuddin Harahap SAg bersama Permaisuri, Naduma Sari Gusti Raden Ayu Boru Siagian, manyantan, mangondot (mora manortor), mangupa di dalam Istana Tunggang Bosar yang merupakan acara puncak peresmian dan syukuran itu dipandu Pemangku Adat Kesultanan bersama Sekretaris Kesulatanan, Sutan Parlindungan. (wsp)


Sumber:
http://sukrifhpsp.blogspot.com/2008/06/istana-tunggang-bosar-wujud-kebangkitan.html

No comments:

Post a Comment