Tuesday, June 5, 2012

Indahnya Danau Lau Kawar di kaki Gunung Sinabung


Indahnya Danau Lau Kawar di kaki Gunung Sinabung


OPINI | 04 September 2010 | 11


Danau Lau Kawar, berada di Desa Kutagugung Kecamatan Naman Teran (dulu Kecamatan Simpang Empat-red) di bawah kaki gunung berapi Sinabung begitu indah dan sangat sejuk. Danau ini sangat diminati oleh para wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri sebagai tempat kunjungan utama selain ke Danau Toba dan Berastagi.
Di danau Lau Kawar, sering diminati oleh wisatawan untuk melakukan camping atau menginap dan tidur di tenda-tenda. Apalagi danau ini diminati oleh anak-anak sekolah untuk menjadi wilayah camping ground, sehingga tidak heran jika pada saat liburan sekolah SMP dan SMA bahkan pada saat liburan perkuliahan, banyak dilakukan para remaja untuk berkemah atau camping. Hal ini juga sering saya lakukan pada saat SMP, SMA dan kuliah, dimana saya sering mengisi liburan sekolah atau kuliah dengan berwisata dan bercamping ria di danau Lau Kawar ini.
Selain Camping, kami juga sering melakukan pendakian Gunung Sinabung pada tengah malam, sehingga pada saat pagi hari dapat melihat matahari terbit yang begitu indah di lihat dari atas Gunung Sinabung. Pendakian ke atas puncak Gunung Sinabung, ditempuh lebih kurang 4-5 jam, dimana kondisi jalan pendakian sangat baik dan ada juga beberapa jalan yang agak terjal dan sedikit rumit untuk didaki. Pada saat berada di atas puncak Gunung Sinabung, angin begitu dingin dan sejuk, walaupun matahari menyinari diri kita. Suara angin yang berdesir, seperti suara mesin jet pesawat yang melintasi telinga kita.
Setelah melihat matahari terbit, kami kembali turun ke bawah. Ada satu kejadian, pada suatu kali pendakian, saat melintasi turun ke bawah saya dan seorang teman, mencoba berpisah dari teman-teman lainnya, karena ingin mencoba jalan lain. Hal ini sering saya lihat dengan wisatawan asing terutama orang Bule, yang sering mendaki Gunung Sinabung dengan melintasi jalur yang orang lain tidak lakukan. Mereka sering membuka jalan sendiri untuk mendaki. Dengan prinsip, kamu akan terus melintas dan  turun kebawah, ternyata kami telah turun ke desa lain, yang jarak tempuh ke tempat titik kumpul di daerah Lau Kawar lebih kurang 15 km.
Teman-teman lain, sempat kebingungan karena kehilangan kami berdua. Tetapi pada saat kami melintasi jalan dan melihat ada orang yang sedang melintas dengan menggunakan gerobak sapi, maka kami menanyakan tempat titik kami berkumpul di daerah Lau Kawar. Kami lalu diantar oleh orang tersebut, yang kebetulan juga akan menuju ke arah sana.
Itulah pengalaman saya, sewaktu sering camping di danau Lau Kawar yang berada di kaki Gunung Sinabung, yang pada saat ini sedang di landa bencana, yaitu meletusnya gunung tersebut, yang hampir 1.600 tahun  tidak pernah meletus.
Saya tidak tahu kondisi danau Lau Kawar pada saat ini, setelah terjadi meletusnya gunung tersebut. Walau demikian, saya berharap kondisi danau tersebut tetap terjaga keindahaannya, agar tetap menjadi daerah wisata yang menjadi kunjungan para wisatawan yang dulunya sering datang untuk ber camping ria dan mendaki Gunung Sinabung.


Sumber foto :
  • ads.kombes.com

  • telaga-sunyi.blogspot.com

  • nangiuda.blogspot.com

  • dennysitohang.wordpress.com

  • ramayeni.wordpress.com

  • archive.kaskus.us

No comments:

Post a Comment